Thursday, October 21, 2010

Saat Engkau .............

Saat Engkau...

Saat engkau tersenyum saat berjumpa pertama kali dan menyapa lebih dahulu, itulah saat untuk memulai relasi yang baik.

Saat engkau tersenyum hanya kepada orang yang simpatik denganmu, namun cemberut kepada orang yang menyebalkan dirimu, senyumanmu sudah "penuh syarat".

Saat engkau tersenyum meski orang itu pernah melukai hatimu, itulah senyuman yang begitu tinggi nilainya, karena engkau tersenyum meski tidak ada alasan untuk simpatik
padanya.

Saat engkau grogi dan jantungmu berdebar lebih cepat dan tidak terartur karena bertemu dengan orang yang selama ini dianggap dapat menjadi tempatmu mengadu, itu berarti ada gejala bahwa dirimu tidak percaya diri!

Saat dirimu tidak merasakan grogi sama sekali dengan orang yang tidak kamu
sukai, itu pertanda ada benih-benih untuk arogan mulai meracuni dirimu...

Saat engkau menikmati duduk bersama dengan seorang sahabat dan engkau merasa
nyaman, janganlah terlalu cepat mengatakan, dialah sahabatmu sejati, karena rasa
nyaman itu bukanlah ukuran kualitas dalamnya persahabatan.

Saat engkau sakit hati karena kritikan sahabatmu, itulah saat saat engkau belajar memahami, sahabat yang sejati itu tidak takut untuk menegur dirimu, namun dia lebih
bahagia engkau berubah daripada terpuruk terus menerus dalam kelemahanmu.

Saat engkau gembira karena sahabatmu memberi hadiah pada hari ulang tahunmu,
anggaplah itu sebagai sebuah kewajaran, dan tidak perlu GEER. Tapi bolehlah
engkau GEER bila orang yang selama ini engkau anggap musuh malahan memberi
salam pada hari bahagiamu.

Saat engkau bersedih karena engkau ditunjukkan kelemahanmu, pantaslah engkau berterimakasih pada sahabatmu. Artinya sahabatmu itu memberimu kesempatan untuk tumbuh dan berkembang agar engkau tidak puas dengan dirimu sekarang ini!

Saat engkau putus asa karena tidak ada satupun teman yang menyapamu lebih dulu pada hari ini , bersyukurlah kepada Tuhan, karena itu engkau diberi kesempatan untuk belajar menyapa lebih dahulu.

Itulah tanda orang yang rendah hati! Saat engkau marah karena kata-kata
temanmu, yang menjengkelkan, saat itu jugalah cepat cepat menyadari, betapa
aku harus bersyukur, karena kata-katanya yang pedas itu membuat kesempatan
untuk memotong akar-akar egoisme yang makin menjalar ke mana mana!

Saat tidak ada pujian dan ucapan terima kasih dari siapapun karena engkau sudah
berkerja seharian dirumah, janganlah engkau merasa hidup ini tidak berarti,
melainkan lihatlah dalam situasi tanpa pujian dan terimakasih, ternyata ada
banyak kesempatan untuk menyangkal diri, dan menyadari, martabatmu bukan
terletak pada pekerjaanmu, melainkan terletak pada sikap batinmu yang mau tulus ikhlas bekerja.

Saat engkau berdoa, bersyukur dan memohon kepada Allah, namun serasa kering
kerontang, di situlah engkau mengalami saat-saat penuh rahmat untuk
berpindah haluan, dari sikap yang mencari kepuasan rohani, menjadi sikap
yang membiarkan diri dibakar oleh cinta Tuhan, agar bagaikan kayu dibakar
api menjadi arang dan siap menghangatkan ruangan, demikian pula hidupmu yang
penuh kehangatan kasih akan menghangatkan relasi dengan sesamamu.

Saat engkau membaca tulisan ini, biarlah hatimu yang bicara, dan dengarkanlah
dengan telingamu. Bila engkau cemberut, dan bibirmu mulai manyun, aku akan
memandangmu dengan senyuman dan mata terbelalak.. aaaah.... dan akupun akan
bertanya, "bolehkah aku menemanimu cemberut?".. . Kalau engkau sungguh
merasa terganggu, syukurlah, tulisan ini tidak sia sia telah engkau baca.

Namun bila tulisan ini tidak mengganggu pikiran dan hatimu, saya pun bertanya tanya, apakah bahasa tulisanku terlalu formal? Akhirnya, saat engkau tersenyum setelah membaca tulisan ini, aku pun tersenyum padamu dan berterimakasih karena engkau sudah selesai membaca!

sumber : NN